Daerah

Ratusan Hektar Ladang Padi di Kotawaringin Timur Terdampak Kekeringan

Avatar of Ahmad Azzam
407
×

Ratusan Hektar Ladang Padi di Kotawaringin Timur Terdampak Kekeringan

Sebarkan artikel ini

Pemerintah Kabupaten Mengusulkan Bantuan

Ratusan Hektar Ladang Padi di Kotawaringin Timur Terdampak Kekeringan

Betang.id – Kekeringan yang disebabkan oleh kemarau panjang telah berdampak serius pada ratusan hektar ladang padi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyebabkan gagal panen dan kerugian besar bagi petani.

“Jumlah ladang padi yang terdampak mencapai sekitar 330 hektar. Kami segera mengajukan usulan bantuan bibit kepada pemerintah pusat karena biasanya, setelah kami melaporkan adanya gagal panen akibat puso, pemerintah pusat akan memberikan bantuan sesuai dengan usulan kami,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita, di Sampit, pada hari Jumat.

Sepnita menjelaskan bahwa ladang padi yang terdampak, sekitar 330 hektar, tersebar di dua kecamatan di wilayah selatan, yaitu Pulau Hanaut dan Teluk Sampit.

Gagal panen ini terjadi pada bulan September lalu akibat kekeringan. Selain itu, ada juga tanaman hortikultura seluas dua hektar yang gagal panen akibat serangan hama.

Hal ini juga diduga terkait dengan kemarau panjang yang melanda. Pemerintah daerah sangat prihatin dengan situasi ini. Dinas Pertanian telah mencatat luas lahan sawah yang gagal panen dan segera mengajukan bantuan kepada Kementerian Pertanian.

“Bantuan khusus ini akan kami usulkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian atau Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atau Direktorat Jenderal Hortikultura jika terjadi gagal panen atau rusak berat. Biasanya, pemerintah pusat akan mengakomodasi permintaan bantuan semacam ini,” tambah Sepnita.

Dia menyadari bahwa saat ini belum saatnya untuk musim tanam puncak. Oleh karena itu, masih ada waktu untuk menanam pada musim yang akan datang, yaitu dari Desember hingga Februari, sehingga harapannya adalah bisa mendapatkan hasil panen yang berkontribusi pada produksi tahun 2024.

Sepnita menyatakan bahwa gagal panen tahun ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh petani yang lebih siap menghadapi potensi gagal panen akibat kekeringan dibandingkan dengan potensi gagal panen akibat banjir.

Pada tahun 2022, kata dia, terdapat 1800 hektar ladang padi dan 130 hektar tanaman hortikultura yang gagal panen akibat banjir di Kecamatan Teluk Sampit.

Pihaknya kemudian mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat, dan bantuan tersebut berhasil diterima.

“Kami mendapatkan bantuan benih dan pupuk dari pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten sehingga petani yang terdampak banjir dapat mendapatkan bantuan. Pemerintah tentu akan terus berusaha membantu petani kita,” tambah Sepnita.